Halo Sobat Main! Menjadi orang tua baru memang kadang banyak sekali tantangannya. Salah satunya adalah masih bingung cara mengatasi anak tantrum.
Apalagi saat anak tantrum di tempat umum seperti taman, mall, dan tempat lainnya. Pastinya kalau jadi orang tua baru bakal panik, ya?
Ayah dan Bunda tidak perlu panik karena sebenarnya ada caranya sendiri untuk mengatasi anak tantrum. Seperti apa caranya? Yuk, simak paparan berikut ini!
Daftar Isi
Apa itu Tantrum Pada Anak?
Tantrum merupakan kondisi saat anak memperlihatkan perilaku menangis berlebihan, ekstrem, bahkan agresif saat marah. Penyebab anak tantrum seperti tidak nyaman, kurang perhatian, overstimulasi, lelah, lapar, jenuh, bosan, dan masih banyak lagi.
Biasanya tantrum umum terjadi di usia pra sekolah antara 1-3 tahun. Namun, tidak menutup kemungkinan anak usia 4 tahun ke atas masih tantrum.
Setiap anak memiliki ekspresi yang berbeda terhadap kemarahan saat tantrum. Mulai dari berteriak, berbaring di lantai, menendang, menahan napas, hingga melempar barang.
Akan tetap, hal ini termasuk wajar karena anak belum mampu menggunakan kata-kata untuk mengekspresikan rasa frustasi atau kesal. Jadi, cara paling mudah untuk menunjukkan kemarahan atau kekesalan mereka adalah menangis.
Jangan Panik! Ini Dia Cara Mengatasi Anak Tantrum
Saat anak tantrum, biasanya akan manipulatif agar keinginannya terpenuhi. Anak akan menangis, bahkan berteriak kencang. Orang tua yang malu saat anaknya menangis hingga berteriak, biasanya akan langsung panik, dan memenuhi keinginan mereka.
Nah, hal ini kurang baik untuk perkembangan emosi, serta masa depan anak. Si kecil bisa tumbuh jadi anak manja, bossy, bahkan bisa jadi pelaku bullying. Oleh karena itu, orang tua wajib tahu cara mengatasi anak tantrum.
1. Tenang, Sabar, dan Tidak Panik
Dilansir dari New York Times, Dr. Rebecca Schrag Hershberg, Ph.D. yang merupakan psikolog klinis mengatakan bahwa kunci utama mengatasi anak tantrum adalah tenang, sabar, dan tidak panik. Sebab, kadang butuh waktu antara setengah jam hingga satu jam untuk menenangkan anak tantrum.
Ya, suara tangisan anak yang memang suka membuat orang tua panik. Sering-sering tarik napas, lalu tahan di perut selama 7 detik agar rileks.
2. Bawa Anak ke Tempat Sepi
Saat anak menangis di rumah, mungkin sedikit tidak masalah jika membiarkan anak menangis di tempat. Namun, saat anak menangis kencang di tempat umum, segera amankan ke tempat yang lebih sepi.
Hal ini untuk menghindari distraksi dari orang lain yang bisa menurunkan mental orang tua atau membuat panik. Cari tempat yang lebih kondusif, serta jauh dari keramaian.
3. Beri Ruang Anak Meluapkan Emosi
Setelah membawa anak ke tempat yang lebih kondusif serta tenang, beri ruang agar anak bisa meluapkan emosi sejenak. Biarkan anak menangis, menumpahkan rasa marah atau kesal.
Ayah atau Ibu bisa terus menemani anak yang sedang meluapkan emosi. Jangan banyak bicara dulu karena biasanya anak akan semakin menjadi-jadi.
4. Pastikan Anak Aman
Jangan lupa pastikan anak aman. Jauhkan anak dari benda-benda yang mungkin bisa melukai atau membahayakan mereka. Usahakan area sekitar anak bersih dan sedikit luas.
5. Tunjukkan Empati
Saat anak masih menangis atau marah, sesekali tunjukkan rasa empati Ayah atau Bunda ke anak. Misalnya, “adek sedih, ya, tidak boleh main? Marah karena dilarang main? Maafkan Ayah dan Bunda, ya?”
Jangan langsung berikan nasihat kalau anak masih menangis. Anak justru akan semakin tantrum karena saat itu mereka membutuhkan empati dari orang sekitar.
6. Berikan Pelukan
Setelah si kecil mulai tenang, tawarkan pelukan kepadanya. Bisa juga tawarkan untuk menggendong jika anak mau.
Tempelkan dada anak ke dada Ayah atau Bunda agar mereka merasa tenang saat dipeluk. Detak jantung orang tua yang tenang bisa beresonansi dengan milik anak, sehingga perlahan membuat mereka tenang.
7. Validasi Perasaan Anak
Perasaan anak yang tantrum juga butuh divalidasi. Selain menunjukkan rasa empati, validasi perasaan bisa mengajarkan anak untuk mengenal emosi.
Ayah atau Bunda bisa berkata seperti ini misalnya:
“Adek marah, ya? Sedih karena tidak boleh bermain lagi?”
“Tadi adek marah, ya, sampai menangis seperti itu?”
Setelah itu tunggu respon anak sampai menjawab iya, tidak, mengangguk, atau menggeleng. Dengan cara ini, anak akan lebih mengenal perasaan atau emosi apa yang sedang dirasakan saat tantrum.
8. Hindari Mengalihkan Perhatian
Selama anak tantrum, jangan sekali-kali mengalihkan perhatian anak. Misalnya, “yuk, beli es krim aja, deh”, “eh, lihat itu ada apa? Wah, ada iguana lewat”, dan lain sebagainya.
Hal ini bisa membuat anak cenderung tidak bisa mengeluarkan semua emosi negatifnya. Otomatis akan membuat perkembangan sosial dan emosional anak terganggu. Selain itu juga akan semakin memperparah aksi anak saat tantrum di masa depan.
9. Beri Nasihat Saat Tenang
Setelah si kecil tenang, perasaannya pun tervalidasi, barulah mulai memberikan nasihat. Beri tahu anak kenapa Ayah dan Bunda tidak menuruti kemauan si kecil. Bisa juga coba lakukan negosiasi kepada anak dengan win-win solution.
Contohnya saja Ayah atau Bunda tidak mau membelikan anak mainan. Orang tua bisa mengatakan bahwa saat ini tidak bisa membelikan mainan lagi. Jika si kecil tetap menginginkan mainan, harus sabar menunggu bulan depan.
Penutup
Anak tantrum memang bisa menguras rasa sabar, bahkan membuat orang tua baru auto panik. Orang tua baru harus mempelajari cara mengatasi anak tantrum agar tidak panik lagi saat si kecil mulai tantrum. Dalam prakteknya memang tidak semudah teori, tapi saat sudah terbiasa akan lebih santai saat anak tantrum.
Referensi
https://www.halodoc.com/artikel/tips-dari-psikolog-untuk-mengatasi-anak-yang-tantrum
https://www.nytimes.com/article/temper-tantrum/
43 Komentar. Leave new
Padahal mengalihkan perhatian kayaknya adalah hal termudah saat menghadapi anak tantrum. Tapi benar juga. Mereka jadi nggak bisa meluapkan semua emosi yang ada karena keburu memperhatikan hal lain.
Beberapa kali lihat ponakan-ponakan tantrum. Suka sedih karena kemudian dialihkan perhatiannya. Terkadang anak tidak diberi ruang untuk meluapkan emosinya. Malah dimarahi suruh berhenti. Mau ngasih nasehat saya belum nikah, nanti saya dibilang sok tahu. Tapi ya sudahlah, buat pelajaran saya saja.
Udah lama banget berlalu ketika anakku tantrum di mall sampai guling-guling di lantai. Dilihatin orang banyak, pula. Untungnya itu anak kedua dan udah ada laaah sedikit pengalaman. Jadi bisa berusaha tenang ngawasin sambil siaga kalau tiba-tiba dia lari :))
Ini nih yang aku takutin kalau anak ngereog di tempat umum. Tapi, untungnya aja nggak pernah. Setuju bawa ke tempat sepi. Kalau ngereog di luar rumah juga suka aku bawa ke dalem rumah. Cara mengatasi anak tantrum sama seperti aku juga mbak Alhamdulillah selama ini aku udah tepat mengatasinya berarti ya. Tapi, aku masih suka banyak2 istigfar soalnya aku sumbunya pendek suka pengen emosi ajaa huhu.
Kudu pinter2 dan tenang juga ya kak berarti dalam menghadapi anak tantrum. Pernah lihat si orangtuanya kalem menghadapi, cuma malah lingkungannya yang bikin jadinya panik
Anak tantrum ini memang disebabkan karena berbagai kondisi ya, Mbak. Bisa juga karena keinginannya tidak dituruti, akhirnyanya andalannya menangis. Terus ada juga yang semakin menjadi dan menjerit, saat di depan orang lain. Dan ini jelas semakin menguji kesabaran orang tua.
Solusinya memang harus dengan pendekatan. Anak dihadapi lebih sabar, salah satunya diberikan pelukan hangat.
Daku pernah lihat di kereta, ada anak tantrum tetapi sama orangtuanya berusaha dialihkan, ternyat itu bukan cara yang tepat ya? Ini ilmu buat daku sebagai calon orangtua
Ini benar-benar membantu bagi yang memiliki anak dengan kebiasaan tantrum. Apalagi buat keluarga muda yang baru memiliki anak. Referensi kayak gini pasti dibutuhkan
Sebenarnya, anak tantrum itu wajar ya mbak
Orang tua nggak perlu panik, cukup melakukan langkah langkah ini ya
thanks kaaaak insightnyaa, bener bangett ini, pas tantrum jangan dibiarin begitu aja sih menurutku, Meskipun iyaa kita memang harus kasih dia ruang, tapi memvalidasi perasaan sambil ngasih tahu bahwa kita berempati jg ngga kalah pentingnya sih
Paling jadi tantangan kalau anak tantrum di tempat umum. Klo kondisi lg capek, jd gampang emosi gara2 anak tantrum. Harus banyak2in sabar euy
Sering baca² juga nih tentang anak tantrum. Dan tidak panik adalah koenci yah. Khususnya untuk new parents sih. Kudu sabar dan paham betul cara mengatasi anak tantrum.
mengatasi anak tanrum buatku susah sih, bukan nenangin anaknya melainkan nurunin emosi saya, heuheu. Apalagi kalau situasi lagi riweuh, duuhhhh. emaknya nih yang perlu belajar mengendalikan emosi yaaaa. kalau emak bisa, nenangin tantrum anak pasti lebih mudah
wah ak pernah nih liat org tua yg ngatasin anak tantrum tapi kok rasanya gak tepat ya krn dia membiarkan anaknya meluapkan emosinya smp setiap org yg lewat mau gak mau pasti nengok
nice tipsnya nih, biar org tua gak panik klo anak tiba2 tantrum terutama kalo lagi di luar rumah yaa
Anak tantrum, emaknya kudu tenang
Mudah? Enggak dong!
Butuh jam terbang dan bergaul dengan sesama ortu baru yang support system-nya bagus sehingga terbantu dan termotivasi
Emg perlu trik khusus nih buat nanganin anak tantrum. Kbnykn ortu yg ga sabar malah marahin balik hingga mukul krn anaknya tiba2 rewel. Jd orgtua emg ga gampang ya guys. Perlu bljr sejak dini. Bahkan hanya utk nanganin anak tantrum tuh ada ilmunya tersendiri.
Mengatasi anak tantrum ini bener-bener butuh step by stepnya seperti panduan yang ditulis di atas. Karena kalau belajar komunikasi dengan anak batita sedang tantrum tuh beneran butuh latian kesabaran dan muka badak banget deh..
Lama-lama, semoga menjadi kebiasaan. Berkomunikasi produktif terhadap anak.
Jadi orang tua emang kudu banyak belajar, dan yang ga kalah penting juga mengingat pelajaran itu saat kejadian. Karena biasanya emang bener.. panik duluan heheh
Setuju banget sama tips yang kakaknya tulis. Saya kebetulan 2 bulan terakhir lagi jagain ponakan toddler 20 bulan. Kadang tantrum inget Mamanya yg lagi nganter kakaknya sekolah. Kalau tantrum biasanya saya biarin aja dia nangis sampai goleran di jalan yang penting aman dan gak ada benda berbahaya. Biasanya gak sampai 1 menit dia minta dibangunin dan dipeluk. Abis itu udah, tenang lagi, main lagi.
nah iyaaa, ngatasi bocil tantrum kudu pakai strategi. supaya bs teratasi dgn baik.
yg jelas, ortu jangan sampai ikutan tantrum!
Sebagai ibu baru saat anak pertama dulu tantrum, saya sering panik..Mana kadang pas berdua saja, di tempat keramaian pula huhuhu…Akhirnya makin terlatih kesabaran dan pengelolaan emosi ibunya, jadi pas anak kedua sudah lebih terkendali, bisa atasi saat anak tantrum.
Setuju banget nih sama tipsnya Kak Anggita. Tantrum memang sebaiknya nggak lantas bikin orang tua mau memenuhi keinginan si anak, terutama kalau keinginannya itu memang kurang baik. Salah-salah, nanti anak jadi memanfaatkan tantrum jadi senjata. Tapi orang tua juga sebaiknya nggak serta merta merespon tantrum secara negatif (misal marah-marah) karena bisa berpengaruh terhadap kemampuan anak mengekspresikan diri. Duh, jadi orang tua itu rumit ya. Semangat untuk para ortu. 🙂
Untungnya sebelum masuk ke fase tantrum saya udah baca-baca tentang tantrum ini. Jadi pas menghadapinya, kalau lagi waras ya bisa stay cool dan menerapkan hal-hal yang sesuai dengan teori. Tapi, ada juga kalanya saya kelepasan dan ikutan marah. Hehe. Bismillah belajar lagi..
biasanya orang tua bakalan panik apalagi kalau ngga pernah melihat sebelumnya. Bahkan ada yang langsung mengikuti permintaan anak dan akhirnya anak jadi kebiasaan deh kalau sudah begtu. kudu ada triknya
Org tua emg sering ga sabaran sih kalo lihat anak tantrum. Udh stres di kerjaan, eh anak malah nangis kejer2. Ya org tua yg lg stres, bs lgsg marah balik. Si anak malah tambah kenceng deh nangisnya.
Ini pelajaran bgt sih buat orgtua bhw msh bnyk hal yg hrs dipelajari saat pny anak. Jgn mau enaknya aja pas bikin tp ngebiarin pas anak lg susah, terutama tantrum gini.
Bagian paling banyaak dilupakan itu bagian validasi oerasaan anak. Kenaoa dia marah dan lain-lain. Orang tua lebih memilih menghakimi anak karena malu di depan umum
Kebiasaanku masih sering mengalihkan perhatian. Masih sulit juga mengendalikan emosi. Apa lagi kalau jalan bareng suami. Auto bertanduk karena punya dua pendapat menghadapi anak 😄.
Anak tantrum di tempat umum, lebih ke arah Mamanya yg panik berusaha menenangkan, karena engga enak sama orang lain sih ya… Ntar dijulidin Mama-mama lain yang lewat.
Padahal tantrum itu bagian dari melepaskan emosi.
Ilmu parenting memang berkembang terus, jadi reminder buat kita menghadapi anak tantrum
Pasti tiap ortu pernah banget mengalami masa2 anak tantrum di tempat umum. Gimana, malah panik apa udah tahap woles? Hehehe. Tipsnya oke banget nih buat diterapin, yah saya masih belajar juga sih, meskipun udah mulai bisa tenang. Pastikan anak diberi ruang juga buat meluapkan emosi.
Banyak memang orang tua baru yg panik kalo anaknya tantrum, kurang pengetahuan sih. malah ada yg nyerah gitu aja, hadeh.. Komunikasi sih yg jadinya penting banget kalo kejadian gini.
Ngadepi anak tantrum itu sabarnya kudu double-double. Apalagi anak saya yang kalau lagi marah, sukanya mukul-mukul. Nangissnya menggelegar.
Saya perlu menerapkan tips-tips dari Mba, nih. Biar saya tetap slow dan kalem ngadepin anak tantrum.
Anak tantrum tuh bisa jadi momen ujian kesabaran ya. Tapi lama-lama, kita bakal belajar cara hadapinnya dengan lebih tenang. Intinya, komunikasi sama si kecil dan konsistensi dalam aturan itu kunci! 💪
emang paling panik kalau menghadapi anak tantrum di tempat umum. sebagai orangtua ya kadang malu, gregetan, gak sabaran dan pengen out aja dari situ hahaha..tapi mau gak mau harus dihadapi..paling pertama emang harus tenang dulu hehe
Dulu pas jadi ibu dari anak pertama agak bingung sih saat anak tantrum, malah saya nya ikutan tantrum. Tapi di anak ke dua ini santai saja, intinya kalo aku biarkan anak meluapkan emosinya terlebih dahulu kemudian baru merangkul serta menanyakan apa yang ia rasakan
Saya pun biasanya memberi waktu pada anak saat tantrum. Sampai akhirnya nak bungsu sekarang sudah tahu apa yang harus dilakukan jika sudah kesal. Dia biasanya meminta waktu beberapa saat untuk sendiri. Terakhir, jika tantrumnya sudah selesai, biasanya saya akan peluk anak-anak untuk meyakinkan bahwa apapun yang terjadi saya tetap sayang dengannya.
Wajib baca nih khususnya mama muda atau yang mau punya anak for the first time. Bakal jadi bekal ketika anak ada di fase ini. Agar tepat sikao antisipasi dan mengatasinya. Gak mudah tapi pasti bisa mengatasinya ya, mba. Kuncinya tetap tenang.
Menghadapi anak tantrum apalagi di tempat umum tuh emang agak lumayan bikin serba salah. Disisi lain memberikan ruang ke anak kita untuk mengeluarkan emosi tapi dilain hal kita juga harus mempertimbangkan empati ke sekitar
Infonya bermanfaat banget kak,
Tapi aku masih terapkan ke anak dengan Tenang, Sabar, dan Tidak Panik.
Itu dulu kak, trus komunikasi ke dia yg baik2..
Tiga anak-anakku alhamdulillah hampir jarang tantrum sampai gimana gitu di publik. Mudah-mudahan anak yang keempat juga baik-baik aja mengingat kesabaran emaknya ini setipis tisu dibelah dua belas. Tips Mbak Anggit di atas sepakat semua aku, terutama bagian jangan panik, karena kalau ortu panik rasanya anak makin rewel dan susah ditenangkan.
Mbak aku pernah ajakin main keponakan pas tantrum duh bingung asli Mana di tempat umum lagi…
Hey there! This is kind of off topic but I need some help from an established blog. Is it very difficult to set up your own blog? I’m not very techincal but I can figure things out pretty fast. I’m thinking about making my own but I’m not sure where to begin. Do you have any ideas or suggestions? Many thanks
Aku adalah orang yang selalu membiarkan anak menangis, nggak pernah mengalihkan perhatian. Karena nangis atau tantrum itu memang cara anak meluapkan kekesalannya. Beda dengan orang-orang disekitarku, maunya kalau anak nangis harus cepat diam.
Kalau aku ya cuma tak temenin, sambil bilang “nggak papa, kamu boleh nangis,” kalau udah agak tenang aku peluk. Dan setelah benar-benar tenang kami akan ngobrolin kenapa dia tadi tantrum. Alhamdulillah sekarang anakku hampir nggak pernah tantrum 🙂