Gentle parenting apa nggak bikin anak lemah? Nggak kuat mental menghadapi kejamnya dunia gitu?”
Assalamu’alaikum, Sobat Jurnal Bermain! Mungkin selentingan kalimat di atas pernah terdengar saat istilah gentle parenting booming di media sosial. Pola asuh yang menekankan cinta kasih dan kelembutan tersebut sering dianggap bisa membuat anak lemah.
Meskipun dilakukan dengan penuh kelembutan, gentle parenting tetap menerapkan prinsip tegas saat mendisiplinkan anak. Beda lagi dengan permissive parenting yang juga menekankan prinsip kelembutan, tapi cenderung abai saat anak berbuat salah.
Nah, permissive parenting ini sering disamakan dengan gentle parenting. Padahal keduanya cukup berbeda, serta memiliki output karakter anak yang berbeda pula.
Seperti apa, sih, gentle parenting vs permissive parenting? Yuk, simak pengertian dan perbedaannya di dalam artikel ini!
Daftar Isi
Gentle Parenting Bikin Anak Lemah? Yuk, Pahami Dulu!
Anak era 90 an dengan pola asuh otoriter mana suaranya? Yup! Saya juga termasuk salah satunya. Bahasa mudahnya, sih, pola asuh yang penuh dengan marah-marah, serta bentakan.
Nah, salah satu pola asuh yang berkebalikan, tetapi masih satu jalur dengan otoriter adalah gentle parenting. Tujuannya sama membuat anak kuat menghadapi dunia, tapi gentle parenting menggunakan cara yang berbeda dalam menghadapi anak.
Apa itu Gentle Parenting
Pengertian sederhana dari gentle parenting adalah pola asuh yang menekankan kasih sayang, empati, dan kelembutan untuk memahami perasaan anak. Namun, gentle parenting tetap menekankan ketegasan saat mendisiplinkan anak. Tegas bukan berarti harus dengan marah-marah.
Konon orang tua zaman dulu beranggapan bahwa pola asuh otoriter bisa membentuk karakter anak kuat. Memang iya, tapi hanya kuat di luar saja. Sementara itu, dalamnya sangat rapuh.
Berbeda dengan gentle parenting yang membuat anak lebih bahagia, mandiri, dan percaya diri. Mereka mungkin terlihat lemah, tapi sebenarnya mereka lebih kuat.
Menurut penelitian Augustine (2015), anak yang diasuh dengan gentle parenting lebih mudah move on dan menyelesaikan masalah dengan tenang. Mereka akan memiliki kecerdasan sosial-emosional yang kuat dibandingkan anak yang diasuh dengan pola pengasuhan otoriter.
Karakter Anak Hasil Gentle Parenting
Anak yang diasuh dengan gentle parenting biasanya memiliki berbagai karakter positif sebagai berikut:
- Mampu mengelola emosi negatif karena orang tua selalu memvalidasi emosi anak
- Memiliki kecerdasan sosial-emosional yang lebih baik karena terbiasa mengungkapkan perasaan (curhat) dengan orang tua
- Memiliki kemampuan problem solving, sehingga mudah move on saat mengalami masalah
- Memiliki batasan serta aturan, sehingga cenderung mudah didisiplinkan.
Permissive Parenting, Sering Disalahartikan Sebagai Gentle Parenting
Selanjutnya, ada permissive parenting yang sering disamakan sebagai gentle parenting. Permissive parenting inilah yang bisa menyebabkan mental anak lemah saat menghadapi dunia luar.
Apa itu Permissive Parenting
Secara sederhana, permissive parenting merupakan pola asuh dengan orang tua yang sangat mencintai anaknya dan menerapkan kelembutan juga. Namun, mereka kurang memberlakukan aturan secara tegas.
Orang tua yang melakukan permissive parenting cenderung membebaskan anak, melindungi anak secara berlebihan, sering menggunakan hadiah untuk mendisiplinkan, dan lain-lain. Sekilas memang mirip gentle parenting, bukan?
Karakter Anak Hasil Permissive Parenting
Karakter anak yang diasuh menggunakan permissive parenting adalah sebagai berikut:
- Memiliki keterampilan sosial yang buruk
- Tidak mengenal batasan
- Sulit mengambil keputusan
- Perilaku cenderung agresif karena tidak diajarkan untuk mengenal dan mengelola emosi.
- Selalu berlindung dibalik orang tua saat ada masalah
Perbedaan Gentle Parenting dan Permissive Parenting
Supaya lebih jelas, perbedaan antara gentle parenting vs permissive parenting akan lebih dijabarkan lagi sesuai kategori. Berikut penjelasannya.
Tingkat Ketegasan Orang Tua
Pada gentle parenting, orang tua tetap tegas jika anak melakukan kesalahan atau saat mengajari anak tentang adab. Dimulai dengan validasi emosi, kemudian berbicara empat mata dengan anak.
Berbeda dengan permissive parenting, orang tua cenderung tidak tegas. Mereka membiarkan anak yang melakukan kesalahan dengan dalih, “namanya juga anak-anak”. Kadang mereka membujuk anak dengan hadiah atau makanan agar tak melakukan sesuatu yang salah.
Kata-kata yang Sering Diucapkan Orang Tua
Biar lebih mudah membayangkan, anggap saja situasi saat ini adalah si anak habis memukul temannya. Si anak pun pulang dengan banyak luka di tubuhnya karena bertengkar.
Orang tua yang menerapkan gentle parenting biasanya pola bicaranya seperti ini:
- “Kok, banyak luka, sini diobati dulu. Sakit, ya, nak? Nanti cerita ya kalau udah siap?”
- “Kamu kenapa? Coba cerita yang jujur ke Bunda.”
- “Oh, kamu abis mukul teman karena temanmu bilang kamu jelek?”
- “Bunda paham kamu pasti marah sekali sampai memukul teman, tapi memukul teman itu tidak baik, ya.”
Sementara itu, orang tua dengan permissive parenting akan berbicara seperti ini:
- “Ya ampun, kenapa anak kesayangan Bunda sampai seperti ini? Siapa yang melakukan ini?”
- “Sini, Bunda labrak itu yang bikin kamu luka-luka.”
- “Kamu nggak salah, dia yang nakal sampai bikin kamu marah.”
Kemandirian Anak
Anak yang diasuh dengan gentle parenting akan lebih mandiri dibandingkan anak yang diasuh dengan pola asuh permissive. Hal ini karena anak dengan gentle parenting selalu dibiasakan untuk memahami diri, menyelesaikan masalahnya sendiri, dan berpikir kritis.
Berbeda dengan permissive parenting yang selalu ingin melindungi anak, sehingga anak tidak diberikan kesempatan untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Melindungi anak memang wajib, tapi tidak dengan cara membenarkan setiap perilaku anak.
Manajemen Emosi Anak
Gentle parenting menekankan empati serta penerimaan emosi agar anak lebih stabil dalam manajemen emosi. Sementara itu, permissive parenting selalu menekan emosi anak dengan memberikan mainan atau hadiah agar anak diam.
Penutup
Bagaimana, nih, Sobat Jurnal Bermain? Sudah paham tentang gentle parenting dan permissive parenting? Sudah paham juga, kan perbedaan gentle parenting vs permissive parenting? Gentle parenting memang menekankan kelembutan serta kasih sayang kepada anak, tapi bukan berarti tidak tegas jika anak melakukan kesalahan.
Referensi
- Augustine ME, Stifter CA. 2015. Temperament, parenting, and moral development: specificity of behavior and context. Soc Dev. 24(2):285-303. doi:10.1111/sode.12092
- https://www.verywellfamily.com/what-is-gentle-parenting-5189566
- https://www.parenting.co.id/keluarga/mengenal-gentle-parenting-untuk-membesarkan-anak-bahagia
- https://www.popmama.com/amp/big-kid/10-12-years-old/winda-carmelita/mengenal-permissive-parenting-pola-asuh-bebas-yang-menjerumuskan?page=all#page-2
23 Komentar. Leave new
Aku aku aku yang diasuh dengan pola otoriter. Hemmm rasanya nggak enak banget ya. Dan ortu2 kita menerapkan itu semua krn dl belum ada ilmu parenting. Tp skg kita bisa akses byk ilmu parenring sehingga kita harus memutus mata rantai pengasuhan otoriter.
Sekarang pun aku menjalankan pola asuh gentle parenting dn memang hasilnya masyaallah ya.
Gentle Parenting ini mestinya digalakkan sehingga generasi mendatang tumbuh kuat. The real kuat. Beneran kuat sebab senantiasa bahagia dan tenang dalam ngadepin problema-problema yang menghadangnya.
Kalau dibandingkan berdasarkan tulisan di atas, getle parenting akan membentuk karakter anak lebih baik ya. Kalau saya sepertinya juga cenderung cocok dengan model gentle parenting. Mungkin karena latar belakang dari pola asur orang tua sebelumnya juga mirip seperti itu.
Aaah terima kasih udah diingatkan. Kadang batasan antara gentle dan permisif itu tipis, jadi suka gak sadar.. aku anak 90an kerasa banget pola asuh otoriter. Sampai sekarang tidak terbiasa mengungkapkan emosi, canggung banget. Haha
Pengen nerapin gentle parenting tp entah kenapa ada luka di masa kecil yang sulit dihilangkan sehingga berakibat dengan pola asuhku saat ini 🙁
Jelas beda lah gentle parenting dan permissive parenting. Karena kebetulan saya pernah mencampuradukkan keduanya dan hasilnya masih perlu saya benahi sampai sekarang.
Sekarang ini saya jadi teman yang simpatik ke anak dan ibu yang selalu menyemangatinya agar bisa. Kadang tegas yang tanpa menaikkan nada juga.
Bersikap lemah lembut dan menyayangi anak pada akhirnya nggak bermakna terlalu meluapkan rasa sayang hingga lupa bersikap tegas demi membentuk karakter baik pada anak. Begini sih yang akhirnya kusimpulkan. Terima kasih banyak sudah berbagi. Senang jadi dapat pengetahuan parenting sebab menjadi orang tua bukanlah pekerjaan yang mudah.
Emang sekilas mirip ya mbak. Hanya yang membedakan respon dari orang tuanya. Dan gentle parenting ini, nggak cuma membuat anak lebih resilient, tapi juga merasa diterima sepenuhnya sebagai manusia. ❤️
Setuju, melindungi anak wajib tapi bukan berarti membenarkan perilakunya, dan Gentle parenting yang menekankan kelembutan serta kasih sayang kepada anak, tapi bukan berarti tidak tegas jika anak melakukan kesalahan itu pilihan terbaiknya
Baca tentang gentle parenting di tulisan ini, saya kok kepikiran, tapi sering lho saat terkadang saya menerapkan gentle parenting seperti yang ada di tulisan ini, orang lain melihatnya sebagai orang tua ratu tega. Tapi, saya mah sebodo teuing dibilang gitu. Toh yang nanti memetik hasilnya ya anak-anak kita sendiri. Bukan orang lain.
Gentle parenting memang the best way to educate children. Kids zaman now cocok bgt dididik dgn metode ini. Bismillah semoga aku bisa menerapkannya pada anakku.
Pendekatan gentle ini paling pas sih untuk diterapkan ke pendidikan karakter anak. Karena gak mau anak terlalu keras karena kebiasaan dikerasin dari kecil
Ilmu parenting memang penting banget yah dipelajari sama orang tua. Jadi memang ada cara-caranya supaya anak nggak ngerasa dibiarkan atau malah terlalu diperhatikan, semuanya harus dalam porsi yg pas.
Waaah asyik nih, nambah ilmu terkait parenting. Ketegasan ke anak itu, betul memang, tidak musti dengan marah-marah. tetapi terkadang anak salah mengartikannya. Nah d sini penting jg bagi orang tua, untuk menjelaskan bahasa ketegasan.
kebiasaan seperti ini benar-benar harus bisa dipelajari. karena terkadang kita suka kelepasan ngomong atau cara bicara kita tidak terkontrol karena emosi. habis ngomongnya kelepasan baru sadar eh ternyata tadi abis salah ngomong sama anak. harusnya gak ngomong kek begini. makanya harus benar benar dibiasakan sih menurutku.
Semoga ya kita jadi orangtua yg bisa menerapka pola asuh Gentle Parenting
pola asuh g menekankan kasih sayang, empati, dan kelembutan untuk memahami perasaan anak. Tapi tetap ada ketegasan baru tau aku istilahnya kak
Satu hal yang saya pelajari, mendidik anak itu memang tidak mudah, kalimat kita akan terekam dengan baik di kepala hingga tua nanti, dan itu bisa menjadi poin penentu untuk pembentukkan karakternya..
wah semakin nambah ilmu pengetahuan saya soal parenting yang kelak bisa saya terapkan untuk anak-anak. dan saya baru mengenal istilah keduanya, kalau diingat-ingat saya seperti mendapatkan yang gentle parenting dari orangtua saya namun ada sedikit juga seperti diperlakukan sebagai permissive parenting
ternyata parenting itu susah, belum lagi kita sebagai orang tua sering lirak lirik parentingnya orang lain, semoga kita diberi umur panjang agar bisa membersamai tumbuh kembang anak dengan tipe parenting terbaik aamiin
Sebagai anak aku ngerasa kalau ortu bersikap lemah lembut berasa nurut aja gitu. Cuma memang perlu ketegasan jg sih dan ngga abai begitu saja. Aku sih yes banget sama gentle parenting ini.
Wahhh orangtuaku sepertinya gentle parenting banget kalau dilihat dari ciri-ciri yang disebutkan diatas. Jadi memang tegas banget di beberapa case, jadi ada yang boleh dan tidak boleh dilakukan supaya kedepannya bisa lebih baik dan mudah dilakukan..
Ngomongin permissive parenting tuh saya jadi ingat mantan mertua yang dulu pakai itu ke anak saya. Akibatnya anak saya senang berbuat nakal lalu tertawa lihat saya dimarahi habis-habisan gak bisa jaga anak.
[…] buku parenting berikut ini bisa bantu Sobat Main untuk menentukan gaya parenting seperti apa yang cocok untuk si […]