Halo Sobat Main! Mungkin banyak yang belum familiar dengan istilah pendidikan seksualitas pada anak. Padahal, sebenarnya istilah tersebut merujuk pada pendidikan seks pada anak yang lebih dikenal oleh masyarakat luas.
Loh, kok, gitu?
Memangnya apa bedanya dengan istilah pendidikan seks? Gimana, ya, caranya menerapkan pendidikan seksualitas pada anak usia dini di rumah secara asyik dan menyenangkan? Sobat Main, yuk, kumpul di sini biar nggak bingung!
Daftar Isi
- 1 Apa itu Pendidikan Seksualitas Pada Anak?
- 2 Tahapan Pendidikan Seksualitas Pada Anak
- 3 Cara Asyik Terapkan Pendidikan Seksualitas Pada Anak di Rumah
- 4 1. Read Aloud dan Bookish Play
- 5 2. Role Play Anggota Keluarga
- 6 3. Menyanyi dan Role Play TOTELALA
- 7 4. Life Cycle of Baby
- 8 5. Gender Matching Game
- 9 6. DIY Board Game
Apa itu Pendidikan Seksualitas Pada Anak?
Sebenarnya aku sendiri juga masih belum terbiasa dengan istilah pendidikan seksualitas. Lebih familiar dengan istilah pendidikan seks pada anak atau edukasi seks pada anak. Ada banyak versi pendapat, tapi aku pribadi lebih prefer menyebut pendidikan seksualitas karena lebih kompleks dan luas.
Memangnya, apa yang dimaksud dengan seks dan seksualitas?
Seks berkaitan dengan jenis kelamin (laki-laki dan perempuan), alat kelamin, dan hubungan antar kelamin. Sementara itu seksualitas merupakan konsep proses kehidupan manusia dari lahir, hingga dewasa yang menyangkut berbagai aspek atau dimensi yang sangat luas. Mulai dari dimensi peran gender, biologis, sosial, psikologis dan kultural.
Jadi, apa itu pendidikan seksualitas?
Dilansir dari Republika, menurut Elly Risman, S.Psi yang merupakan seorang psikolog sekaligus spesialis parenting:
Pendidikan seksualitas merupakan pendidikan yang mencakup cara berpikir, cara bersikap, merespon kasih sayang, mengekspresikan diri dan bersikap sesuai dengan jenis kelaminnya.
Tahapan Pendidikan Seksualitas Pada Anak
Pendidikan seksualitas diberikan pada usia berapa? Aku takut terlalu awal, nih.”
Nggak ada istilah terlalu dini untuk memberikan pendidikan seksualitas pada anak, asal orang tua melakukan pendidikan sesuai usia dan pemahaman anak. Misalnya, tidak mungkin kita mengajarkan anak usia 1 tahun tentang organ reproduksi manusia. Opsi paling memungkinkan adalah mengenalkan nama alat kelamin sesuai nama aslinya.
Lalu, harus mulai dari mana? Nah, berikut tahapan pendidikan seksualitas pada anak sesuai kelompok anak usia dini hingga pra remaja.
Saat Usia 0-3 Tahun
- Saat usia 0-1 tahun bisa mulai dengan selalu memakaikan baju secara lengkap ke anak. Jangan biarkan anak tidak pakai celana atau baju saat di rumah atau di luar rumah.
- Saat usia 1-2 tahun mulai mengenalkan nama alat kelamin sesuai dengan jenis kelamin anak, yaitu penis dan vagina. Minta izin saat akan membersihkan alat kelamin anak.
- Sekitar usia 2-3 tahun, ajari anak kegiatan toilet training, serta cara membersihkan alat kelamin secara bertahap.
- Anak wajib dekat dengan ayah dan ibunya saat usia 3 tahun.
Anak Usia 3-5 Tahun
- Mulai ajari anak tentang privasi. Berikan pemahaman bahwa tidak ada yang boleh menyentuh tubuhnya secara sembarangan. Ajari si kecil tentang sentuhan baik dan tidak baik, serta bagian tubuh mana yang boleh atau tidak boleh disentuh.
- Memberikan informasi, serta pemahaman mengenai peran gender laki-laki dan perempuan.
- Mulai menumbuhkan rasa malu pada anak jika tubuhnya dilihat orang lain tanpa berpakaian.
- Jika si kecil mulai menanyakan tentang kehamilan atau darimana adik bayi berasal, ceritakan proses kehamilan secara visual lewat gambar USG saat dia masih di kandungan atau ilustrasi perut ibu hamil yang didalamnya ada bayi. Bisa juga sediakan buku anak yang bercerita tentang bagaimana seorang ibu bisa hamil. Contohnya buku dari Sakeena Publishing yang berjudul Kenapa Adik Bayi Lahir.
Anak Usia 6-12 Tahun
- Anak harus mulai tidur terpisah dengan orang tua.
- Perkuat pemahaman anak mengenai privasi dan hal pribadi.
- Mulai usia 8 tahun, berikan anak pemahaman tentang pubertas, yaitu tentang menstruasi dan mimpi basah.
- Dampingi anak ketika sudah mendapatkan pelajaran mengenai reproduksi secara biologis di sekolah.
- Beri pemahaman tentang risiko kehamilan usia remaja dan penyakit menular seksual.
- Beri batasan penggunaan internet. Pahami bagaimana mendidik anak di era digital agar anak tidak mengumbar privasi yang bisa mengundang predator anak.
Cara Asyik Terapkan Pendidikan Seksualitas Pada Anak di Rumah
Salah satu hal yang agak menegangkan bagiku saat mengasuh anak adalah menerapkan pendidikan seksualitas. Gimana, ya? Sebenarnya ini topik yang wajar, bahkan wajib diajarkan ke anak sejak dini. Akan tetapi, gara-gara sering dianggap tabu oleh masyarakat, akhirnya jadi kagok sendiri.
Eits, tapi tenang Sobat Main! Jurnal Bermain selalu punya cara asyik untuk menerapkan pendidikan seksualitas pada anak. Anak bakal happy, enjoy, dan paham konsep seksualitas lewat permainan berikut ini.
1. Read Aloud dan Bookish Play
Teknik read aloud memang sudah tidak diragukan lagi, ya, untuk menjadi sarana dalam meningkatkan literasi anak. Nah, gimana kalau melakukan read aloud sekaligus Bookish Play?
Wow! Pasti si kecil makin antusias karena ada benda konkrit untuk mempertajam visualisasi . Misalnya alat peraga anggota tubuh laki-laki dan perempuan.
2. Role Play Anggota Keluarga
Salah satu cara jitu yang pernah aku lakukan di rumah untuk mengajarkan pendidikan seksualitas pada anak adalah bermain peran atau role play anggota keluarga. Ajak si kecil bermain peran jadi anggota keluarga sesuai jenis kelamin.
Misalnya anak laki-laki kita ajak bermain peran jadi ayah, saudara laki-laki, atau kakek. Sebaliknya anak perempuan kita ajak bermain peran jadi ibu, kakak perempuan, atau nenek. Ajak pula si kecil memahami mana anggota keluarga dengan jenis kelamin yang sama.
3. Menyanyi dan Role Play TOTELALA
Sobat Main udah tahu lagu TOTELALA (Tolak, Teriak, Lari, dan Lapor) hasil kolaborasi Sarang Cerita dan penulis Watiek Ideo? Nah, lagu ini mengandung edukasi seks usia dini untuk mencegah kekerasan seksual terhadap anak.
Nah, kita bisa ajak anak menyanyi sekaligus role play situasi dalam lagu TOTELALA. Jadi, anak lebih punya gambaran secara konkrit dalam menghadapi situasi tersebut.
4. Life Cycle of Baby
Terinspirasi dari aparatus Montessori berupa life cycle animals, Sobat Main juga bisa membuat life cycle bayi di dalam kandungan atau life cycle si kecil. Hal ini bisa menjawab rasa penasaran anak terhadap darimana adik bayi berasal pada anak usia sekitar 3-5 tahun.
Sobat Main bisa gunakan foto USG si kecil jika ada, serta foto-foto si kecil dari bayi hingga sekarang. Setelah itu ajak anak mengurutkan bagaimana siklus hidup si kecil dari dalam perut hingga saat ini.
5. Gender Matching Game
Permainan ini menggunakan ilustrasi beberapa anggota keluarga yang di print. Kemudian anak akan mengelompokkan mereka sesuai jenis kelamin perempuan atau laki-laki.
Boleh juga menggunakan foto full body dari anggota keluarga agar lebih konkrit. Lewat permainan ini anak akan belajar pendidikan seksualitas dari aspek seks.
6. DIY Board Game
Permainan ini cocok untuk usia 6 tahun ke atas. Sobat Main bisa coba membuat DIY Board Game dengan tema pendidikan seksualitas.
Paling sederhana bisa coba adaptasi permainan ular tangga atau monopoli. Sesuaikan aturan main dengan beberapa pendidikan seksualitas seperti mengenal jenis kelamin, gender, hingga studi kasus.
Lewat permainan, pendidikan seksualitas pada anak akan terasa lebih asyik dan menyenangkan. Sobat Main sebagai orang tua juga bakal lebih nyaman karena mengikuti fitrah anak usia dini yang masih suka bermain. Selamat bermain!
Referensi
https://www.parenting.co.id/usia-sekolah/tahapan-edukasi-seks-pada-anak-sesuai-usia
https://www.halodoc.com/artikel/tips-mengenalkan-pendidikan-seks-sejak-usia-dini
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/516/pentingnya-edukasi-seks-pada-anak
https://www.kompasiana.com/amp/irma_endro/5510e63ca33311c739ba90da/pentingnya-pendidikan-seksualitas-bukan-pendidikan-seks-untuk-anak
1 Komentar. Leave new
[…] Jenis permainannya bisa melalui role playing, board game, ataupun life cycle. Contohnya bisa dilihat di jurnalbermain.com. […]