Di saat negara lain mulai kekurangan keturunan sampai memberikan jaminan biaya kepada pasangan yang bersedia punya anak, remaja di negara ini malah sukses melahirkan keturunan di luar nikah.”
Assalamu’alaikum, Sobat Jurnal Bermain! Salah satu komentar netizen bernada satir di dalam berita dengan headline “Ratusan Pelajar di Kota X Ajukan Dispensasi Menikah Dini Karena Hamil di Luar Nikah”, cukup membuat nurani ini tertampar. Pergaulan bebas hingga hamil diluar nikah ternyata menjadi isu kenakalan remaja yang cukup memprihatinkan di Indonesia.
Remaja yang seharusnya fokus untuk menuntut ilmu atau meningkatkan softskill dan hardskill, tak terasa sudah sampai di era pergaulan bebas seperti budaya barat. Jika diteruskan tanpa langkah preventif atau pendampingan bagi yang terlanjur terjadi, akan merusak generasi masa depan, dan kejayaan di negeri gemah ripah loh jinawi ini.
Bukan saatnya untuk saling menyalahkan pihak mana saja yang harusnya bertanggung jawab. Saat ini, kita tidak sedang mengumpulkan tugas sekolah yang bernilai salah atau benar. Diskusi dan mencari jalan keluar bersama adalah langkah tepat untuk menyelesaikan masalah, daripada sibuk melempar kesalahan.
Lantas, apa yang bisa dilakukan untuk pencegahan atau upaya preventif dalam melindungi remaja?
Daftar Isi
Isu Kenakalan Remaja di Indonesia
Kenakalan remaja merupakan segala perbuatan melanggar aturan dalam masyarakat yang dilakukan oleh remaja. Fenomena ini sering ditemukan di kalangan pelajar, terutama pada rentang usia 15-19 tahun. Di usia yang masuk ke dalam pubertas tersebut, rasa keingintahuan remaja sangat besar. Ditambah lagi pencarian jati diri yang tidak terarah dapat membuat anak remaja terlibat dalam kenakalan.
Di Indonesia sendiri kasus kenakalan remaja hingga berhadapan dengan hukum dalam kurun waktu 2016-2022 mencapai 2883 kasus (KPAI, 2022). Jenis kasus kenakalan anak atau remaja yang terjadi meliputi tawuran, narkoba, membolos sekolah, pergaulan bebas, pencurian, hingga pembunuhan. Salah satu sasus kenakalan remaja yang marak terjadi adalah pergaulan bebas yang mengakibatkan kehamilan di luar nikah.
Ratusan Remaja Hamil di Luar Nikah, Rapor Merah Bersama
Setelah berita heboh ratusan pelajar kota X yang minta dispensasi pernikahan dini karena hamil di luar nikah, muncul lagi berita miris dari kota lain yang senada dengan kota X. Lagi-lagi disebutkan bahwa angka permintaan dispensasi pernikahan dini akibat hamil di luar nikah melejit naik jadi 80-90% di tahun 2023.
Data Remaja Hamil di Luar Nikah, Bikin Miris
Belum istirahat otak ini saat disuguhkan dua data cepat dari dua kota, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) membeberkan fakta data yang lebih mengejutkan. Angka pengajuan dispensasi nikah dini naik mencapai angka 52.089 per 13 Januari 2023. Sebanyak 80% disebabkan oleh hamil di luar nikah.
Dari data Badan Peradilan Agama MA per 13 Januari di atas, menunjukkan tren kenaikan angka dispensasi nikah dini setiap tahun hingga 2023. Artinya ada sesuatu yang salah dengan sistem di masyarakat. Perlu adanya perhatian lebih dari pemangku aturan di Indonesia, yaitu pemerintah. Selain itu juga guru selaku pendidik di sekolah dan orang tua sebagai pendidik utama anak. Sudah sinkron kah peran mereka semua?
Hancurnya Masa Depan Generasi Indonesia
Kondisi hamil di luar nikah tersebut tak jarang menyebabkan remaja putus sekolah. Akibatnya banyak remaja yang masa depannya hancur tanpa pendidikan yang cukup. Terlebih lagi, mereka harus menjadi orang tua dengan kondisi psikis dan emosional yang masih labil. Tentu hal ini juga berimbas dengan cara mereka mendidik anak kelak. Sudah cukupkah ilmu parenting mereka, disaat mereka juga sebenarnua masih butuh dididik?
Rapor Merah Bersama, Bukan untuk Saling Menyalahkan
Permasalahan pergaulan bebas yang mengakibatkan kehamilan di luar nikah ini sudah jadi rapor merah bersama dan kondisi darurat pergaulan bebas di Indonesia. Bukan waktunya lagi untuk debat konyol demi mencari siapa yang pantas untuk disalahkan. Kasus ini menjadi tanggung jawab bersama seluruh warga negara Indonesia.
Faktor yang Mempengaruhi Maraknya Pergaulan Bebas Berujung Hamil di Luar Nikah
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi maraknya kenakalan remaja berupa pergaulan bebas. Beberapa faktor tersebut datang dari faktor internal dan eksternal.
Krisis Identitas
Menurut penelitian Sumara, dkk. (2017), kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal memaknai identitasya. Remaja mulai penasaran dengan banyak hal, mencari tahu siapa dirinya dengan cara eksperimen hal baru. Namun, jika mereka tidak punya kontrol yang baik bisa menjadi kenakalan remaja.
Kurang Kasih Sayang Orang Tua
Orang tua seharusnya jadi tempat paling nyaman dan tempat pertama anak dalam mendapatkan pendidikan. Nyatanya masih banyak orang tua yang memasrahkan anaknya secara penuh ke sekolah. Akibatnya, anak menjadi kurang kasih sayang orang tua dan mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar karena ingin pengakuan.
Kurang Pendidikan Seks di Rumah
Di Indonesia, pendidikan seks masih dianggap sebagai sesuatu yang tabu untuk dibicarakan. Misalnya saja penyebutan alat kelamin masih sering disamarkan menjadi “burung” dan penyebutan-penyebutan lainnya. Padahal, sejak usia dini pun anak harus diajari nama asli dari anggota tubuh tersebut.
Normalisasi Adegan Dewasa di Film Remaja
Sadar atau tidak, saat ini sedang terjadi normalisasi adegan yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia di beberapa film atau serial TV remaja. Contohnya adegan kissing yang saat ini dianggap biasa dan sering muncul dalam sebuah adegan.
Normalisasi Hamil di Luar Nikah
Laki-lakinya bertanggung jawab banget, berani menikahi setelah menghamili,” komentar salah satu netizen dalam konten video seseorang yang hamil di luar nikah saat masih sekolah.
Jujur, komentar dalam sebuah konten video aplikasi Tok Tok yang datangnya dari sesama bocil tersebut membuatku sedikit khawatir. Mau jadi apa generasi muda kalau pola pikirnya seperti itu.
Ketakutan terbesarku adalah mereka justru akan mencontoh perbuatan salah tersebut dengan patokan bahwa masalah hamil di luar nikah akan selesai dengan menikah. Padahal, jalan yang harus mereka lalui masih sangat panjang. Terutama setelah si bayi lahir.
Solusi Preventif Menghadapi Kenakalan Remaja
Salah satu solusi yang saat ini bisa dilakukan untuk menekan isu kenakalan remaja berupa pergaulan bebas adalah tindakan preventif atau pencegahan. Bagi kasus yang terlanjur terjadi, hanya bisa dilakukan pendampingan baik secara fisik maupun psikis. Beberapa solusi preventif yang bisa diusulkan oleh Jurnal Bermain adalah sebagai berikut.
Menekankan Pentingnya Peran Orang Tua Sebagai Pendidik Utama Anak
Pertama kali yang harus dilakukan adalah menekankan peran orang tua sebagai pendidik utama anak dalam hal pendidikan secara umum. Guru di sekolah bukan pendidik utama anak. Mereka adalah orang tua kedua yang memberikan pendidikan akademis..
Orang tua memang sibuk bekerja, tapi minimal luangkan waktu untuk memberikan pendidikan kepada anak. Luangkan waktu untuk sekadar mendengarkan keluh kesah anak. Jka anak tak dekat dengan orang tua, maka akan cenderung mengikuti teman-temannya atau lingkungan sekitar yang lebih memperhatikannya.
Pentingnya Pendidikan Seks Sejak Usia Dini
Selanjutnya adalah memberikan pendidikan seks sejak usia dini. Pendidikan seks bisa dimulai sejak balita. Caranya dengan mengenalkan bagian tubuh dengan penyebutan yang benar, lalu mengajarkan bagian tubuh mana saja yang tidak boleh disentuh orang asing atau lawan jenis.
Kerja Sama Orang Tua, Guru, dan Pemerintah
Selain peran orang tua di rumah, peran guru di sekolah sebagai pengawas, dan peran pemerintah sebagai pemangku aturan harus dijalankan berkesinambungan. Misalnya saja sekolah dan pemerintah mengadakan program pendampingan atau konseling anak bersama orang tua tentang pendidikan seks. Bisa juga dengan mengadakan seminar parenting di sekolah yang harus dihadiri anak dan orang tua.
Penutup
Isu kenakalan remaja yang saat ini sedang marak di Indonesia adalah pergaulan bebas dengan kehamilan di luar nikah. Angka kejadiannya sangat tinggi dan miris sekali karena menimpa remaja di Indonesia, seseorang yang jadi ujung tombak masa depan Indonesia.
Tindakan yang bisa dilakukan untuk pencegahan isu kenakalan remaja secara preventif, membutuhkan kerja sama antara orang tua, guru, dan pemerintah. Sebab, kondisi pergaulan bebas remaja masa kini sudah berada di tingkat darurat yang memerlukan perhatian ekstra.
Referensi
- KPAI. 2022. Kasus Kenakalan Remaja Berhadapan dengan Hukum. https://kpai.go.id
- Sumara, Dadan, dkk. 2017. Kenakalan Remaja dan Penanganannya. Jurnal Penelitian dan PPM. Vol. 4, No. 2
- https://www.republika.id/posts/36495/alasan-%E2%80%98hamil-duluan%E2%80%99-sulitkan-hakim-tolak-dispensasi-nikah
2 Komentar. Leave new
Maaf, kak, ijin koreksi, harusnya “memengaruhi” ya, hehe..
Bikin miris sih baca data remaja hamil di luar nikah, hiks.. Memang orang tua punya peran besar, diikuti lingkungan sekolah, juga sosialisasi dari pemerintah.
[…] pemahaman tentang risiko kehamilan usia remaja dan penyakit menular […]