Assalamu’alaikum, Sobat Jurnal Bermain! Masjid seharusnya jadi tempat dengan memori hangat dan menyenangkan untuk anak tentang ibadah antara manusia dan Allah. Sebab kelak di masa depan mereka lah generasi penerus yang akan meramaikan masjid dengan suara adzan, lantunan ayat Al-Qur’an, hingga gema takbir saat hari raya tiba.
Sayangnya, banyak orang tua yang kurang mempersiapkan anak ke masjid. Tak jarang anak-anak tersebut dianggap menganggu ibadah para jamaah masjid. Akibatnya muncul banyak sekali polemik di kalangan masyarakat antara melarang anak kecil atau membiarkan mereka ke masjid.
Padahal harusnya anak-anak ini diakrabkan dengan suasana masjid sejak dini agar kelak terbiasa untuk pergi ke masjid. Nah, salah satu win-win solution yang bisa dilakukan agar anak bisa tetap ke masjid tanpa mengganggu jamaah lain adalah mempersiapkan anak ke masjid sejak usia dini.
Bagaimana sebenarnya menyikapi polemik anak kecil dan masjid? Apa saja langkah untuk mempersiapkan anak ke masjid?
Daftar Isi
Polemik Anak Kecil dan Masjid di Masyarakat Luas
Buat Bapak dan Ibu yang membawa anak kecil, mohon dikondisikan agar tidak mengganggu jamaah lain.”
Begitu kata imam masjid di dekat rumah beberapa tahun silam saat tingkah laku anak kecil yang datang ke masjid sudah tidak bisa dikontrol lagi. Pengumuman via mikrofon masjid tersebut kontan membuat jamaah lain, terutama ibu-ibu turut geram, lantas menghardik beberapa anak kecil yang berlarian di sekitar mereka.
Jelas para anak kecil ini tak seberapa menghiraukan imbauan tersebut. Paling hanya diam sekitar 5 menit, lalu kembali lagi bertingkah. Lantas, siapa yang harus bertanggung jawab kalau sudah begini?
Jamaah yang Terganggu dan Orang Tua yang Kurang Mempersiapkan Anak ke Masjid
Usut punya usut, ternyata hampir sebagian anak kecil tersebut datang sendiri ke masjid karena ada teman-temannya. Hal ini jadi ajang mereka untuk menambah waktu bermain di luar rumah.
Orang tua mereka tidak ikut datang ke masjid. Mungkin mereka pikir anak mereka sudah well behaved di masjid, kenyataanya tidak sama sekali. Hal inilah yang membuat jamaah masjid itu jengkel.
Dimana orang tua mereka? Kenapa tidak mempersiapkan anak ke masjid dengan baik dulu sebelum melepas mereka sendirian? Kira-kira seperti itu luapan kesal para ibu-ibu yang sholat di masjid.
Dari cerita tersebut, terlihat sekali bahwa salah satu penyebab terjadinya polemik anak kecil dan masjid adalah orang tua mereka sendiri yang kurang mendidik dan mempersiapkan anaknya. Jadi, kalau boleh saya mengatakan bahwa anak kecil tersebut tidak sepenuhnya salah. Sebab mereka belum baligh dan masih menjadi tanggung jawab orang tuanya.
Menengok Cerita Nabi Muhammad SAW dan Cucunya di Masjid
Mungkin bagi beberapa orang memiliki anak yang mudah dikondisikan, tapi bagi beberapa orang tidak semudah itu mengkondisikan anak agar well behaved di masjid. Namun, sobat Jurnal Bermain jangan menyerah. Yuk, kita tengok cerita Nabi Muhammad SAW dan cucunya saat berada di dalam masjid.
Dikisahkan oleh Syaddad RA, suatu waktu Rasulullah SAW datang sambil membawa cucu beliau, Hasan dan Husein saat hendak sholat isya. Beliau pun maju untuk menjadi imam sholat, meletakkan cucu di sampingnya, lalu mulai takbiratul ihram. Di tengah shalat, beliau sujud lama sekali. Karena penasaran, Syaddad RA mengangkat kepalanya untuk mencari tahu.
Ternyata sang cucu naik ke pundak Rasulullah SAW saat beliau sujud. Syaddad pun kembali sujud. Seusai shalat, jamaah bertanya,
Wahai Rasulullah, tadi engkau sujud lama sekali. Hingga kami mengira ada kejadian buruk atau ada wahyu yang turun padamu”.
Nabi Muhammad SAW menjawab,
Bukan itu yang terjadi, tapi tadi cucuku menjadikan punggungku sebagai tunggangan. Aku tidak suka memutus kesenangannya hingga dia puas” (HR Nasa’iy dan dinilai sahih oleh al-Hakim).
Anak Boleh ke Masjid Asalkan Orang Tua Bertanggung Jawab
Dari cerita tersebut, bisa ditarik kesimpulan bahwa Baginda Rasul telah memberikan contoh untuk membiarkan anak kecil ikut ke masjid. Akan tetapi dengan catatan bahwa orang tua ikut ke masjid dan bertanggung jawab. Selain itu juga para jamaah harus lebih sabar untuk menghadapi fitrah anak kecil yang masih suka bermain.
Jadi tetap ada semacam pengertian dari dua arah. Orang tua yang bertanggung jawab dengan mempersiapkan anak sebelum ke masjid dan jamaah yang lebih memaklumi tindakan anak kecil asalkan orang tua mendampingi.
Menciptakan Generasi Muda Cinta Masjid Sejak Usia Dini
Tak hanya sekadar tempat ibadah umat muslim, masjid bisa menjadi tempat terbentuknya generasi muda yang mencintai Rabb-Nya. Setiap hari masjid selalu diisi dengan lantunan ayat-ayat Al-Qur’an. Kadang disertai lantunan sholawat kepada Baginda Rasulullah.
Tentunya nuansa islami tersebut bisa mendorong perilaku cinta masjid sejak dini. Akan tetapi, nuansa islami yang tercipta di masjid harus didukung dengan perilaku yang juga menyenangkan dari orang–orang di sekitarnya. Hal ini bertujuan untuk memberikan kenangan masjid yang hangat kepada anak, layaknya rumah kedua.
Jika sebagai orang tua kita ingin orang lain memperlakukan anak dengan baik saat ke masjid, tentu kita juga harus mempersiapkan anak ke masjid agar tidak mengganggu ibadah orang lain. Jadi sama-sama mengerti dan sama-sama bertanggung jawab.
Langkah Mempersiapkan Anak ke Masjid
Mempersiapkan anak ke masjid tidak bisa dadakan seperti tahu bulat. Ada prosesnya secara bertahap, sebaiknya dimulai sejak usia dini.
1. Sounding
Langkah pertama yang harus dilakukan sebagai persiapan agar anak mencintai masjid adalah sounding. Bisa dimulai sejak anak berada di kandungan dengan sesekali sholat jamaah di masjid atau membacakan cerita anak.
Jika saat hamil belum melakukan sounding, bisa dimulai juga sejak anak berusia 1-2 tahun. Ajak anak mengenal masjid lewat cerita anak atau bookish play.
2. Menumbuhkan Fitrah Iman
Daripada memaksa anak untuk pergi ke masjid atau ikut sholat berjamaah, lebih baik perlahan memupuk fitrah iman dalam diri anak lebih dulu. Hal ini berfungsi sebagai pondasi anak agar kelak mengerti kenapa harus beribadah.
Cara untuk menumbuhkan fitrah iman anak bisa dibaca di postingan cara menumbuhkan fitrah iman pada anak. Pada intinya anak harus mengenal dulu siapa Rabb mereka, siapa nabi mereka, sebelum diajari untuk melakukan kewajiban ibadah.
3. Mengenalkan Sholat Berjamaah di Rumah
Sambil menumbuhkan fitrah iman anak, bisa disambi dengan mengenalkan sholat berjamaah di rumah. Ayah dan Bunda bisa contohkan sholat berjamaah. Ajak anak, tapi jangan paksa untuk ikut sholat atau diam.
Sebelumnya bisa dipelajari juga bagaimana sholat sambil menggendong anak. Sebab, biasanya selalu ada adegan si kecil bakal menghalangi saat sujud atau naik ke punggung saat sujud.
4. Role Play Sholat Berjamaah di Masjid
Setelah anak terbiasa atau mengenali saat Ayah dan Bundanya sholat berjamaah, saatnya role play sholat berjamaah di masjid. Kegiatan ini bisa dilakukan di luar jadwal sholat. Cara role play sholat berjamaah sebagai berikut:
- Bagi peran seperti Ayah jadi imam, Bunda jadi jamaah sholat dengan berbagai versi seperti jamaah ibu-ibu yang tak sabaran, jamaah yang sabar, dan jamaah yang suka memarahi anak kecil.
- Jelaskan ke anak apa saja hal yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan di masjid.
- Ajari anak apa yang harus dilakukan jika ada jamaah yang mengingatkan, marah, atau mungkin lebih parahnya hendak memukul mereka.
- Ajari anak kode atau isyarat jika ingin ke kamar mandi, perut sakit, lapar, haus, atau ingin pulang.
5. Ajak Anak ke Lingkungan Masjid
Sudah lancar bermain role play? Sabar dulu, ajak anak ke lingkungan masjid untuk lebih mengenal suasana. Ibaratnya sholat di masjid adalah hal baru dan menantang bagi anak. Maka, biarkan anak eksplorasi masjid terlebih dahulu. Tunjukkan dimana letak imam, shaf sholat, dan sebagainya.
6. Percobaan Sholat di Masjid
Setelah dirasa persiapan untuk sholat di masjid cukup, ajak anak untuk sholat di masjid. Letakkan anak di barisan shaf paling belakang atau dekat dinding, agar shaf tidak terputus jika anak tiba-tiba pergi.
7. Evaluasi
Terakhir lakukan evaluasi terhadap pengalaman pertama anak sholat di masjid. Jika dirasa masih kurang, bisa diulang tahap persiapan dari sounding. Jangan paksa anak jika sedang tidak mood atau rewel.
Penutup
Masjid bisa jadi tempat terciptanya generasi Rabbani yang mencintai Allah dan RasulNya. Hal tersebut bisa tercipta lewat anak yang sudah terbiasa pergi ke masjid sejak usia dini.
Sayangnya, kadang orang tua kurang mempersiapkan anak untuk pergi ke masjid. Hal ini menyebabkan terganggunya jamaah lain yang berpotensi menyebabkan mereka kesal dan menghardik anak. Tentunya hal ini bisa menciptakan rasa trauma terhadap masjid.
Salah satu cara yang bisa dilakukan orang tua untuk menghindari terciptanya kesan buruk tersebut adalah mempersiapkan anak ke masjid. Langkahnya bisa melalui kegiatan asyik di rumah, mulai dari membaca buku, role play, bookish play, dan lain-lain.
Referensi
Instagram @okina_fitriani
24 Komentar. Leave new
Memang harus perlahan-lahan sih ya Mba. Saya dengan dua si balita pun masih dalam tahap berkenalan dengan lingkungan masjid, semisal ikut saat mengantar zakat fitrah kemarin, lalu mereka bermain di dekat saya. Atau anak yang lebih besar, pelan pelan ikut mencicipi shalat Jumat di masjid walau nggak sering. Kuncinya rupanya memang ada di rumah dulu ya. Kalau sudah matang di rumah, mudah-mudahan bisa cukup tenang dan paham saat berada di lingkungan masjid.
wohooo aku malah suka banget ngajakin anak-anak solat bareng di masjid. Apalagi momen Ramadan kek gini. Insya Allah selalu ngajakin terawih dan subuhan di masjid. Kalau kondusif bahkan sempat ngajakin anak-anak iktikaf. Soalnya mereka lah calon2 pemuda pemudi yang memakmurkan masjid. Kalau ngga dibiasakan dekat dengan masjid sejak dini, mau kapan lagi? Tentu saja dengan beberapa sounding dan briefing sebelumnya.
Betul. Anak ke masjid bukan berarti ia bebas bermain dan mengganggu ketenangan jemaah beribadah ya. Orang tua harus bertanggung jawab soal itu
Suka dilematis memang melihat anak yang berangkat ke mesjid tanpa ditemani oleh orangtuanya sehingga membuat kegaduhan yang tak terkontrol ditambah kesabaran marbot atau pengurus masjid yang setipis tisu membuat mereka kena semprot, yang ditakutkan adalah anak-anak enggan ke mesjid jika mendapat teguran keras dari pengurus masjid karena polah mereka yang gaduh. Untuk itu, sepakat sekali dengan peran orang tua yang harus mengedukasi dan menjadi role model terbaik dalam mempersiapkan anak menjadi generasi yang mencintai mesjid
aku juga bawa anak ke masjid mba, tapi yang paling nyebelin itu kalau sudah kena tegur ibu2.. duh kayak gatau aja gimana sih perilaku anak kecil
Aku termasuk yang kurang suka sih sama anak kecil yang rame sendiri di masjid, sebel gitu hahaha. Mungkin karena aku belum berkeluarga jadi nggak paham kalau anak butuh persiapan buat ke masjid. Semoga makin banyak orangtua yang kasih pengertiian dan ngajari anaknya, supaya masjid jadi menyenangkan buat semua
MashaAllah~
Aku dulu kalau ke musholla (karena yang paling deket sama rumah adalah musholla) suka sengaja ambil shaf belakang. Sambil mengawasi biar anaknya juga bebas gogoleran atau main. Kalau sekiranya anteng dan bisa diajak kerjasama, bisa perlahan ambil shaf depan.
Alhamdulillah, kalau bawa bahan mainan dan makanan minuman cukup, in syaa Allah ayem tetram sampai sholat selesai.
anak-anak itu lucu. kalau lagi semangat atau ada trigger apa gitu suka rajin ke masjid, tapi abis itu males lagi wkwk. tapi gapapa sih yaa namanya juga belajar, yang penting kita yang dewasa ga terlalu memaksakan. kudu ngomong baik-baik 😀
bener mbaa harus telaten dan sabar. Aku bawa anakku ke masjid mulai dia usia 1 tahun sampai skrg 4 tahun dah bsia duduk anteng diem asal dibawain worksheetnya dia wkwkw
setuju sih untuk sounding dan ajak anak ke masjid bahkan sejak mereka masih batita. agar terbiasa. sayangnya emang kebanyakan ibu-ibu dna bapak-bapak banyak yang melarang anak kecil ada disekitaran masjid dengan alasan mengganggu, kalau sudah begini anak mana ada yang mau ke masjid ya
Betul, mesti dipersiapkan untuk ke masjid. Aku sendiri suka lihat anak-anak di masjid, tapi nggak suka dengan anak-anak yang lari-larian sambil teriak-teriak di dalam masjid, bahkan pernah ada yang main bola di dalam masjid. Mendekatkan anak dengan masjid mesti dibarengi dengan mengenalkan adab di dalam masjid.
Jadi inget ada yg pernah bilang salah satu cara buat bikin anak kecil terbiasa bahkan demen ke masjid adalah nggak melarang meraka lari2 atau berisik. Maklum namanya juga anak2. Karna kalo dilarang mereka nggak bakalan nyaman dan justru males ke masjid. Tp emg perlu diedukasi juga sih supaya nggak ganggu jamaah lain
Dan sekarang ada saja masjid kalau kedatangan anak kecil, orangnya pada jutek dan julid. Bagaimana anak bisa cinta masjid ketika dia datang disambut dengan tidak ramah.
Memang butuh pendampjngan orang tua ketika anak ke Masjid. Agar ada pengarahan yang tepat.
Menumbuhkan semangat anak-anak ke Masjid memang belum semua memahami, bersyukur sekarang di lingkungan rumah di waktu maghrib dan subuh sudah mulai diajakin anak-anak
Anak-anak itu biasanya mengikuti kebiasaan orang tua, kalau orang tua (ayah/bpk) nya sering ke masjid biasanya mereka ikut juga. Tapi memang gitu ya, harus banyak-banyak di sounding, kalau masjid itu bukan play ground, tp tempat sholat. Karena saya sendiri terkadang terganggu dengan kehadiran anak-anak di masjid yang banyak tingkah, sehingga mengganggu konsentrasi.
Rasulullah SAW tuh mencontohkan parenting dengan penuh kesabaran banget. Jadi mengajarkan sholat malah melalui bermain dulu. Semoga menjadi contoh buat kita semua yah…
Membiasakan anak untuk beribadah sejak dini benar-benar harus sabar yaa mba, harus pelan-pelan agar mereka paham etika dan menjadi kebiasaan yang baik
Perlunya memberikan arahan dan pemahaman ya kepada si kecil ketika akan dibawa ke masjid. Noted nih buat ponakan daku
Setuju banget ama tipsnya nih. Emang kita sebagai calon orangtua harus mendidik diri sendiri dulu sebelum mengajarkan ke anak. Aku juga nggak marahin anak lain yg lari2an. Paling cm peluk dan ajak duduk. Bilangin aja pelan2. Hayoo jangan lari2an ya ntar jatuh.
memang yaa pengenalan sedari dini, disertai contoh dan panutan itu penting banget, supaya kecintaan anak sama agama dan tempat ibadah itu bisa tumbuh
Setuju banget. Memang kita harus mengenalkan masjid sejak dini, dengan cara yang bertanggung jawab tentunya. Misalnya kita harus tetap mendampingi ketika anak-anak beraktivitas di masjid ya.
Suka banget dengan tulisan seperti ini, karena budaya di takmir di masjid kita tuh masih banyak yang antianak-anak. Padahal kalau semua pihak saling pengertian pasti bisa mengedukasi generasi muda cinta masjid ya
Jadi inget ada yg pernah bilang salah satu cara buat bikin anak kecil terbiasa bahkan demen ke masjid adalah nggak melarang meraka lari2 atau berisik. Maklum namanya juga anak2. Karna kalo dilarang mereka nggak bakalan nyaman dan justru males ke masjid. Tp emg perlu diedukasi juga sih supaya nggak ganggu jamaah lain
Perlu banget ngenalin anak dengan suasana masjid. Namun orang tua juga mesti tau adab-adab apa aja yang boleh dilakukan selama berada di masjid. Jadi, enggak cuma ngajak anak aja, tapi juga memberikan edukasi yang tepat untuk anak-anak