Saya pikir seorang ibu hanya bisa jadi madrasah pertama untuk anaknya. Ternyata seorang ibu juga bisa ikut jaga bumi lewat konten kreatif dengan bantuan internetnya Indonesia.”
Sumber: dokumen pribadi, diolah dengan Canva |
Setidaknya itu cukup membuat saya bahagia karena bisa berkontribusi untuk bumi. Selain jadi ibu rumah tangga yang kadang sering dipandang sebelah mata, membuat konten kreatif untuk lawan perubahan iklim adalah jalan ninjaku untuk tetap berdaya dari rumah.
Sebagai orang tua, hal paling mengerikan adalah saat anak cucu di masa depan harus hidup di atas bumi yang rusak. Bayangkan anak cucu kita tergeletak tak berdaya dalam pusara dunia yang makin tak karuan akibat perubahan iklim.
Kelaparan, bencana alam, penyakit baru, udara yang tak layak hirup, hingga kematian yang tinggi. Betapa dampak perubahan iklim makin ekstrem untuk kehidupan manusia. Nasib anak cucu kita di masa depan pun menjadi taruhannya.
Oleh karena itu, saatnya ibu sebagai edukator utama dalam keluarga juga turun tangan, ikut menyuarakan aksi perubahan iklim. Nggak harus dengan aksi ngotot turun ke jalan, tapi ibu bisa berkonten ria secara kreatif di blog atau media sosial. Tentunya dengan bantuan internet cepat seperti IndiHome agar proses pembuatan konten kreatif sampai unggah ke media sosial bisa berjalan lancar.
Bagaimana pengaruh konten kreatif ibu di media sosial terhadap perspektif ibu lain dalam menghadapi perubahan iklim? Apa pengaruh kecepatan internet dalam kegiatan berkonten ria ibu sambil jaga bumi?
Daftar Isi
- 1 Perubahan Iklim Mulai Ancam Anak Cucu, Saatnya Ibu Ikut Bergerak Dari Rumah
- 2 Konten Kreatif Sebagai Wadah Paling Santai untuk Menyuarakan Perubahan Iklim
- 3 Ide Berkonten Ria dengan Internetnya Indonesia, Bantu Ibu Suarakan Aksi Lawan Perubahan Iklim
- 4 IndiHome, Teman Produksi Konten dengan Internet Cepat dan Stabil
- 5 Produksi Konten Ria Perubahan Iklim dengan IndiHome: Engagement Tinggi, Ibu Sukses Suarakan Aksi Perubahan Iklim
- 6 Referensi
Perubahan Iklim Mulai Ancam Anak Cucu, Saatnya Ibu Ikut Bergerak Dari Rumah
Sumber: Olah grafis Canva |
Seorang ibu tampak tergopoh-gopoh sambil mendekap anaknya yang terlihat lemas di tengah cuaca Surabaya yang panas menyengat. Bidan yang sedang berjaga pun dengan sigap langsung memeriksa si anak.
Badannya demam tinggi, kata sang ibu anaknya juga tidak pipis selama seharian. Si Bidan curiga sang anak terkena gejala dehidrasi berat. Ia pun segera merujuk anak tersebut ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan lebih intensif.
Begitu cerita salah satu teman bidan yang sedang bertugas di salah satu puskesmas. Untungnya balita tersebut masih bisa diselamatkan.
Di tempat lain, tepatnya wilayah kabupaten Nganjuk, saudara saya dan beberapa petani lain pernah mengalami gagal panen total akibat cuaca ekstrem yang tidak bisa diprediksi. Sebentar panas, sebentar hujan. Kadang hujan seharian, kadang panas sampai beberapa hari. Benar-benar tidak bisa diprediksi.
Satu per satu wilayah di Indonesia, bahkan dunia akan merasakan dampak perubahan iklim yang makin mengganas. Kalau masih tidak percaya, mari saya tunjukkan beberapa fakta sekaligus data yang menunjukkan bahwa perubahan iklim mulai mengancam kelangsungan hidup generasi masa depan.
1. Kekayaan Alam di Indonesia Semakin Menipis
Sadar atau tidak, generasi saat ini bisa hidup dengan mengambil 42% kekayaan alam yang harusnya jadi hak anak cucu di masa depan (Global Footprint Network, 2020). Artinya, jumlah kekayaan alam di Indonesia sudah tidak bisa mencukupi kebutuhan hidup manusia secara utuh atau disebut dengan defisit ekologi.
Sumber: Global Footprint Network, diolah grafis dengan Canva |
Dari grafik di atas, terlihat penurunan cadangan ekologi Indonesia yang signifikan sejak tahun 1963. Hal ini tidak diimbangi dengan penurunan permintaan penduduk Indonesia atas kekayaan alam dalam lahan produktif (jejak ekologi), tapi justru mengalami kenaikan. Dengan demikian, anak cucu kita terancam bahaya kelaparan di masa depan!
2. Anak dan Perempuan Lebih Rentan Terdampak Perubahan Iklim
Diam, dikira hanya bisa ngurus anak sambil ngereog. Bergerak, bisa selamatkan anak cucu dari perubahan iklim.”
Dilansir dari detikHealth (2023), seorang anak meninggal dunia akibat cuaca ekstrem dengan panas menyengat di Malaysia. Hal ini menunjukkan bahwa anak adalah kelompok yang sensitif dengan dampak perubahan iklim.
Selain anak, perempuan juga kelompok rentan yang mudah terdampak ganasnya perubahan iklim berdasarkan penelitian Latifa (2013). Sebaliknya, perempuan juga agen perubahan yang efektif dalam hal mitigasi atau adaptasi. Tanggung jawab perempuan dalam rumah tangga telah menempa mereka untuk menghadapi realitas perubahan lingkungan.
Oleh karena itu, peran ibu menjadi sangat penting untuk memberikan edukasi terkait perubahan iklim di tingkat keluarga. Terlebih lagi jika dampak perubahan iklim mulai mengancam kehidupan anak cucu.
3. Korban Dampak Perubahan Iklim Mulai Meluas
Kalau dulu saya hanya bisa melihat berita tentang kelaparan atau kekeringan di negara Afrika, sekarang saya melihat itu di beberapa daerah Indonesia. Bisa jadi di tahun-tahun berikutnya Indonesia, bahkan seluruh dunia akan jadi seperti Afrika. Kekhawatiran yang saya rasakan ini bukan tanpa alasan karena sudah banyak data yang berbicara.
Menurut Global Hunger Index (GHI) pada 2021, Indonesia menempati urutan ketiga di ASEAN sebagai negara dengan tingkat kelaparan yang tinggi. Selain itu, Indonesia juga menduduki peringkat 1 sebagai negara dengan jumlah penduduk kurang gizi di ASEAN.
Sumber: Katadata, diolah grafis dengan Canva |
Dari sektor kelangkaan air bersih, sebanyak 3,28% keluarga Indonesia kekurangan air bersih untuk minum di tahun 2022 (BPS, 2022). Sementara itu, dilansir dari CNBC, cuaca ekstrem mengakibatkan gagal panen parah di awal tahun 2023 hingga Indonesia sempat alami defisit beras.
Gimana, masih skeptis terhadap dampak perubahan iklim setelah melihat data-data tersebut? Kalau sudah mulai mendapatkan pencerahan, sini aku tunjukkan bagaimana seorang ibu bisa menyuarakan aksi perubahan iklim dengan berkonten ria.
Konten Kreatif Sebagai Wadah Paling Santai untuk Menyuarakan Perubahan Iklim
Kenapa harus lewat konten kreatif untuk suarakan perubahan iklim? Pasti ini pertanyaan yang sempat muncul di pikiran pembaca sekalian. Saya pun juga pernah berpikir demikian. Sampai akhirnya sebuah konten tentang lingkungan dari seorang influencer sukses membuat saya untuk mengikuti jejaknya dalam menjaga lingkungan.
Menurut penelitian Putri, dkk. (2019), keterlibatan masyarakat untuk menyuarakan konten tentang lingkungan akan lebih diterima oleh masyarakat luas. Sebab, mereka lebih bisa menunjukkan kondisi terkini lingkungan sekitar.
Sumber: olah grafis Canva |
Visual atau isi dari konten lingkungan juga berpengaruh terhadap engagement rate. Konten dari kampanye Beat Plastic Pollution di Instagram dengan visual yang menarik dan kreatif, mendapatkan engagement rate cukup tinggi sekitar 5,6% (Annisa, 2019).
Di samping itu, ada beberapa faktor lain yang mendukung konten kreatif sebagai wadah paling asyik untuk menyuarakan aksi lawan perubahan iklim. Mulai dari pengguna internet di Indonesia, keberadaan media sosial yang variatif, serta keberadaan content creator lingkungan.
Pengguna Media Sosial Tumbuh Pesat di Indonesia
Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir mulai tahun 2019 – Januari 2023, jumlah pengguna internet di Indonesia terus naik. Pada tahun 2019 jumlah pengguna internet di indonesia sebanyak 150 juta, lalu mencapai 212,9 juta di tahun 2023 (Hootsuite-We are Social: Indonesian Digital Report 2023). Rata-rata penduduk Indonesia menghabiskan waktu 7 jam 42 menit setiap harinya untuk browsing internet.
Sumber: Hootsuite We Are Social, 2023, diolah grafis dengan Canva |
Sementara itu, sebanyak 60,4% dari total penduduk Indonesia merupakan pengguna media sosial aktif. Mereka menghabiskan waktu rata-rata 3 jam 18 menit per hari untuk berselancar di media sosial seperti Instagram, YouTube, Twitter, Blog, dan lain-lain.
Berdasarkan data tersebut, pembuatan konten kreatif lewat media sosial bisa jadi sarana aksi lawan perubahan iklim. Tentu saja didukung dengan kualitas visual konten dengan resolusi tinggi agar lebih menarik audiens.
Keberadaan Ibu Sebagai Content Creator Lingkungan di Media Sosial
Saat ini sudah banyak ibu sebagai content creator di platform media sosial yang gencar menyuarakan aksi peduli lingkungan. Sebut saja Titiw (Travel Blogger ramah lingkungan), Cinthya Lestari (Founder Lyfewithless), Maurilla Imron (Founder Zero Waste Indonesia), dan lain-lain.
Sumber: tangkapan layar instagram @travelmom.id, @cslestari, dan @maurielimron, diolah grafis dengan Canva |
Content creator tersebut rata-rata sudah memiliki follower di atas puluhan ribu, bahkan ratusan ribu dengan engagement rate yang tinggi. Artinya konten atau edukasi mereka menarik, sehingga sukses membawa audiens untuk mengikuti apa yang mereka lakukan.
Engagement Konten Tema Lingkungan di Media Sosial
Memberikan konten berupa edukasi tentang perubahan iklim jadi tantangan tersendiri bagi seorang content creator. Sebab, pendekatan untuk menjelaskan fenomena perubahan iklim memang sangat saintis.
Akan tetapi, berdasarkan penelitian Annisa (2019), konten yang mendapat engagement rate tinggi merupakan konten dengan visual menarik dan resolusi bagus. Visual dari konten juga mempengaruhi minat atau ketertarikan audiens untuk membaca atau memberikan interaksi terhadap konten (Prajarini dan Sayogo, 2021).
Konten tema lingkungan dengan engagement tinggi (Sumber: tangkapan layar instagram @kertabumirecyclingcenter, @lyfewithless, dan @maurielimron, diolah grafis dengan Canva) |
Hal ini menunjukkan bahwa konten dengan tema lingkungan masih mendapat tempat di media sosial. PR besarnya adalah mengemas konten secara kreatif, mudah dipahami, memiliki resolusi tinggi, dan penggunaan internet provider yang stabil di segala cuaca.
Penggunaan internet cepat sekaligus stabil dalam proses pembuatan konten sangat penting untuk proses pencarian ide, editing konten, dan unggah ke media sosial. Jangan sampai konten sudah oke, tapi saat unggah ke media sosial sangat lambat, bahkan sering gagal gara-gara koneksi internet tidak stabil.
Ide Berkonten Ria dengan Internetnya Indonesia, Bantu Ibu Suarakan Aksi Lawan Perubahan Iklim
Peran seorang ibu dalam menyuarakan aksi perubahan iklim menjadi krusial di tengah gempuran dampak perubahan iklim. Meskipun banyak melakukan kegiatan di rumah, ibu juga bisa ikut aksi jaga bumi hanya dari rumah saja, lo.
Caranya dengan membuat konten kreatif yang diunggah ke media sosial. Bisa lewat tulisan, foto, atau video. Beberapa ide konten sesuai platform media sosial yang bisa digunakan sebagai kampanye perubahan iklim adalah sebagai berikut.
1. Tulisan Story Telling dengan Foto dan Infografis yang Eye Catching
Sumber: olah grafis Canva |
Siapa ibu yang berjuang di jalan tinta hitam alias tulisan? Meskipun hanya lewat tulisan, dampaknya bisa sangat powerfull jika diramu dengan tepat.
Teknik yang sering digunakan untuk membuat tulisan powerfull adalah story telling dengan memasukkan sisi humanis. Maksudnya, tulisan yang dibuat lebih bercerita tentang pengalaman si penulis atau orang-orang di sekitar penulis.
Cerita tentang pengalaman penulis atau kejadian di sekitar penulis bisa menarik sisi empati pembaca. Pembaca bisa turut merasakan permasalahan secara emosional, sehingga memiliki engagement tinggi terhadap konten tulisan.
Coba bandingkan kedua tulisan di bawah, manakah yang lebih klik di hati?
(A) Berbekal tekad yang kuat untuk mendapatkan air bersih, Pak A rela berjalan sejauh 10 km di bawah cuaca panas yang menyengat. Kekeringan parah tengah menimpa warga desa D, imbas perubahan iklim yang semakin mengganas.
(B) Kekeringan melanda desa D. Hal ini merupakan imbas dari perubahan iklim. Seorang warga pun sampai harus berjalan 10 km untuk mendapatkan air bersih.
Pastinya lebih memilih tulisan (A), bukan? Tulisan A lebih luwes, seakan-akan pembaca ikut merasakan kesulitan Pak A dalam mencari air bersih.
Selain itu, foto dan infografis yang menarik juga bisa jadi bumbu dalam tulisan agar pembaca tidak bosan. Idealnya setiap 2-4 paragraf harus ada foto atau infografis di dalam tulisan.
2. Foto Alam dibantu Aplikasi Editing
Foto dengan tema keindahan alam sangat tepat jika digunakan untuk kampanye perubahan iklim. Terutama foto yang menyorot kekayaan alam di Indonesia. Gambaran keindahan tersebut sebagai pesan tersirat bahwa ada alam yang harus dijaga agar bisa dinikmati oleh anak cucu.
Setelah mengambil foto alam dengan sudut pandang yang menarik, bisa lanjutkan edit foto dengan aplikasi editing foto seperti Adobe Lightroom, Snapseed, Canva, dan lain-lain. Berikan sentuhan editing berupa warna, tone, dan kontras.
3. Video Reels dengan Teknik Story Telling
Selain tulisan, konten berupa video reels yang saat ini digandrungi content creator juga bisa menerapkan teknik story telling. Contohnya seperti konten video reels yang saya buat berikut ini.
Video reels dengan narasi voice over yang bercerita akan cenderung disukai audiens daripada video saja dengan musik. Sebab, lewat cerita orang akan lebih bisa ikut merasakan kegelisahan tentang perubahan iklim yang kita suarakan.
4. Video YouTube Berbentuk Film Pendek
Jika lebih suka mengunggah konten via YouTube, bisa coba unggah video edukasi perubahan iklim berbentuk film pendek. Ada beberapa orang yang lebih paham ketika menerima edukasi lewat film.
Ibu bisa coba membuat film pendek cerita kehidupan sehari-hari. Misalnya cerita tentang jemuran yang tak kunjung kering karena cuaca ekstrem berubah-ubah dengan cepat. Simple, tapi pesannya sangat relate dengan kehidupan sehari-hari.
5. Podcast Bareng Edukator Lingkungan
Satu lagi jalur edukasi lewat media sosial yang bisa dilakukan ibu adalah lewat podcast. Lebih baik jika bisa mengundang teman atau kenalan yang bisa menjelaskan secara ilmiah proses perubahan iklim. Misalnya guru, aktivis lingkungan, peneliti, dan lain-lain.
Sasaran podcast ini bisa lebih luas karena konten yang dihasilkan lebih ke suara dibandingkan visual. Jadi bisa didengarkan secara santai sambil melakukan aktivitas lain. Terutama para ibu-ibu yang suka menyetrika sambil mendengarkan sesuatu.
IndiHome, Teman Produksi Konten dengan Internet Cepat dan Stabil
Apalah arti konten menarik jika tidak didukung dengan kecepatan internet yang mumpuni, sehingga susah diunggah gara-gara koneksi cepat putus?”
Hadirnya internet cepat seperti IndiHome dari Telkom Indonesia mempermudah proses pembuatan konten kreatif hingga proses unggah ke media sosial. IndiHome yang merupakan singkatan dari Indonesia Digital HOME adalah layanan fixed broadband unggulan milik PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, (Telkom). Memangnya apa saja, sih, kemudahan yang ditawarkan saat menggunakan internet provider IndiHome?
Kemudahan Brainstorming Ide Lewat Internet
Proses pertama yang dilakukan seorang content creator adalah brainstorming ide konten. Biasanya saya pribadi akan browsing lewat internet tentang kasus atau berita terkini tentang perubahan iklim. Selain itu juga melihat media sosial kreator lain untuk inspirasi ide konten. Kadang saya juga nonton film untuk mencari inspirasi alur cerita konten.
Kebetulan saya menggunakan layanan paket dual play internet fiber dan TV Interaktif dari IndiHome. Jadi selain bisa menikmati layanan internet cepat, saya juga memanfaatkan tambahan layanan OTT (Over The Top) sehingga bisa menikmati film dari Netflix, Disney Hotstar+, dan lain-lain sebagai sumber inspirasi.
Internet Stabil untuk Unggah Konten Berkualitas Tinggi
Internet kencang saja kalau tidak stabil, ya, tetap bisa down saat unggah konten ke media sosial. Namun, nggak perlu khawatir kalau memakai IndiHome. Sebab, IndiHome menggunakan teknologi fiber optik. Dengan teknologi fiber optik, kecepatannya pun bisa mencapai 100 Mbps, jaringan stabil, tahan banting di segala cuaca, serta lebih canggih dari kabel koaksial atau kabel tembaga.
Unggah konten saat cuaca sedang tidak bersahabat pun bisa tetap lancar jaya tanpa terkendala. Ibu jadi lebih bebas berkarya untuk menyuarakan aksi perubahan iklim dari rumah.
Sumber: dokumentasi pribadi, diolah dengan Canva |
Cloud Storage untuk Penyimpanan Fail Konten
Selain menyediakan internet cepat dan stabil. IndiHome juga menyediakan penyimpanan cloud storage yang bisa diakses dari mana saja.
Sebagai ibu yang jadi content creator, saya sangat merasakan manfaat dari cloud storage ini aga bisa mengakses fail konten secara fleksibel. Saya pun tak perlu khawatir fail akan rusak karena menggunakan penyimpanan digital.
Engagement Tinggi karena Kualitas Konten, Didukung Internet Cepat
Beberapa hari yang lalu, saya coba unggah konten video reels tentang urgensi untuk bergerak lawan perubahan iklim dengan resolusi tinggi di platform instagram. Hasilnya konten langsung terunggah hanya dalam hitungan menit saja.
Engagement konten tersebut juga termasuk tinggi dibandingkan konten yang lain. Jumlah likenya lebih tinggi 15% dari rata-rata konten lain, jangkauan serta komen juga lebih tinggi 10% dari rata-rata postingan lain.
Engagement konten tinggi (sumber: dokumen pribadi, diolah dengan canva) |
Hal ini menunjukkan bahwa audiens lebih suka visual konten yang tajam dan menarik. Video dengan kualitas rendah yang kadang suka buram, kurang disukai audiens. Oleh karena itu, kehadiran internet cepat dan stabil dari IndiHome bisa jadi dukungan untuk ibu dalam berkonten ria sambil jaga bumi.
Produksi Konten Ria Perubahan Iklim dengan IndiHome: Engagement Tinggi, Ibu Sukses Suarakan Aksi Perubahan Iklim
Ibu sebagai kelompok yang rentan terhadap dampak perubahan iklim ternyata juga merupakan sosok krusial dalam mitigasi perubahan iklim di tengah keluarga. Satu aksi ibu dalam suarakan perubahan iklim juga bisa menggerakkan ibu lain untuk turut serta menjaga bumi lewat caranya masing-masing.
Salah satu cara yang sangat mudah dilakukan ibu dari rumah untuk menyuarakan aksi perubahan iklim adalah lewat konten kreatif. Ibu bisa berkonten ria dengan dukungan internet cepat dari IndiHome sambil menjaga bumi untuk anak cucu. Pembuatan konten bisa semakin kreatif dengan berbagai referensi dari internet, unggah konten pun lancar bebas hambatan, pesan jaga bumi dari ibu pun bisa tersampaikan secara luas.
Jika tertarik untuk menggunakan Indihome di rumah, bisa cek di website IndiHome. Di sini juga ada berbagai informasi lengkap tentang layanan IndiHome dari Telkom Indonesia.
Referensi
- Annisa, Serra. 2019. STUDI NETNOGRAFI AKSI BEAT PLASTIC POLLUTION OLEH UNITED NATIONS ENVIRONMENT DI INSTAGRAM. Jurnal ASPIKOM, Volume 3 Nomor 6, hlm 1109-1123
- DetikHealth. 2023. Cuaca Panas Mematikan, Balita di Malaysia Tewas Akibat Heatstroke. https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-6702132/cuaca-panas-mematikan-balita-di-malaysia-tewas-akibat-heatstroke
- Food and Agriculture Organization (FAO). 2022. The State of Food Security and Nutrition in the World. FAO
- Global Hunger Index. 2021. https://www.globalhungerindex.org/download/all.html
- Latifa, Ade. 2013. STRATEGI BERTAHAN HIDUP PEREMPUAN DALAM MENGHADAPI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM. Jurnal Kependudukan Indonesia Vol. 8 No.1 (ISSN 1907-2902)
- National Footprint and Biocapacity Accounts 2022 edition (Data Year 2018); GDP, World Development Indicators, The World Bank 2020; Population, U.N. Food and Agriculture Organization.
- https://www.cnbcindonesia.com/news/20230327140412-4-424827/ngeri-data-gagal-panen-separah-ini-pantas-impor-beras-lagi
- Prajarini, Dian dan Sayogo, Dwisanto. 2021. PENGARUH DESAIN POST INSTAGRAM TERHADAP MINAT PEMBELIAN PRODUK UMKM KEDAI KOPI DI KABUPATEN SLEMAN. Andharupa, Vol. 7 No. 1
- Putri, et al.2019. Citizen’s Participation Through E-Petition: New Wave of Green Movement in Indonesia. IOP Conf. Ser.: Earth Environ. Sci. 246 012038
20 Komentar. Leave new
Dampak perubahan iklim emang kerasa banget ya kak? Di sini cuaacanya mulai gak jelas. PAgi dingin, siang panas bangett eh tiba2 hujan.
Memang sebagai blogger dan influencer kita punya power untuk kampanye jaga bumi dan syukurlah dipermudah dengan media sosial dan tentunya akses internet cepat IndiHome.
Perubahan iklim memang sangat terasa sekali ya, Mbak. pastinya akan berdampak ke berbagai hal. Jadi salah satu hal yang ahrus dilakukan memang terus mengkampanyekan terus menjaga lingkungan. Dan itu bisa lewat konten yang dibuat, lalu dishare ke media sosial.
Setuju banget kak. Internet emang harus digunakan utk hal positif. Salah satunya mencari ilmu tentang menjaga kelestarian bumi, tak terkecuali alam tercinta kita ini. Kalo bukan kita, siapa lg yg akan menjaganya? Apalagi ini akan diwariskan utk anak cucu kita.
Saudara ipar pernah gagal panen bawang merah, akibat kondisi cuaca yang ekstrim. Memang agak aneh sih, belakangan ini kondisi cuaca tidak bisa ditebak sama sekali. Siapapun memang bisa menyuarakan perubahan iklim ya, termasuk para emak, meski dari rumah sekalipun.
Yuk ah bantu cegah Bumi dari kerusakana yang semakin parah, agar generasi penerus tidak merasakan penderitaan akibat kegagalan dari masa sekarang. Very nice info and article…. Great Job!!
setuju, indihome memang jagonya menopang segala aktivitas untuk berkonten ria ya 😀
Setelah baca tulisan ini saya baru ngeh lho kala Indonesia merupakan negara dengan kategori kurang gizi, tertinggi se ASEAN. Semoga pemerintah segera turun tangan untuk mengatasi hal tersebut ya. Dan untuk ibu rumah tangga bisa berkontribusi melalui konten yang mendukung aksi menjaga bumi, Saya setuju banget tuh. Jadi kepo mau intip 3 akun IG inspirative mom di atas ah
Banyak yaa hal baik yang dapai dilakukan di rumah, apalagi sebagai ibu rumah tangga. Dengan fasilitas internet terbaik Indonesia seperti Indihome, siapa pun bisa produktif dan berkaryaaa.
Zaman sekarang, konten tuh ngaruh banget, apalagi kalau kontennya kreatif dan beresolusi tinggi. Konten tentang perubahan iklim ini tuh penting banget, biar banyak yang sadar untuk menjaga bumi kita. Cuaca ekstrem nih, udah berasa banget.
Pengen nih saya, bikin video reels dengan tema alam dan audio yang bagus.
Menjaga alam juga ya, bisa dijadikan ssbagai ide konten yang menarik.
Miris dengan fakta-fakta negeri kita, namun akan lebih parah kalau kita diam saja tak bergerak sama sekali. Waktunya kita bersama-sama menjaga bumi, dalam posisi apapun kita. Ibu rumah tangga, guru, anak muda, whoever, Can do it better untuk bumi kita
sekarang untuk kampanye isu lingkungan seperti perubahan iklim jadi lebih mudah berkat adanya internet, bisa melalui sosmed maupun video dokumentasi. dan Indihome sangat mendukung kebutuhan kita akan internet cepat
Perubahan iklim perlu penyikapan yang tepat ya. Harus ikut serta berkampanye agar upaya menjaga iklim bisa dilakukan dengan masif. Beruntung dengan adanya internet, upaya ini bisa dilakukan dengan masif, aktif, dan cepat dengan pendekatan konten yang dikemas kreatif
Lewat konten bisa kok sebagai ajang sosialisasi dalam mengantisipasi perubahan iklim ini, karena bisa cepat juga sampainya informasi ya kak
tema lingkungan itu termasuk yang lagi hits yaa Mba sekarang. bagus karena ternyata banyak juga yang peduli ama lingkungan. jadi niche baru juga untuk content creator
Benar, konten yang menarik dan penyampaian yang apik bisa banget bikin orang yang menyaksikannya jadi tergerak untuk melakukan perubahan yang sama. Apalagi perubahan iklim belakangan ini kan makin terasa. Namun, konten tadi bukan hanya didukung kualitasnya namun juga kecepatan dan stabilnya si jaringan internet agar terunggah dengan baik, pun jaringan yang serupa pun bikin konten bisa disaksikan dengan menyenangkan. Suka banget sama blogpost-mu, Kak.
Dari artikel ini saya juga baru mengetahui ternyata Indonesia termasuk negara kurang gizi tertinggi se ASEAN, hiks. Sedih banget mengetahui infonya. Semoga ini menjadi prioritas Pemerintah dengan kementrian terkait.
Semoga dengan konten-konten edukasi ibu-ibu semakin menginspirasi ibu-ibu lainnya, ya dengan kesehatan keluarga dan lingkungan tempat tinggal.
Just do whatever we can do ya pak. As simply as composting, bringing our own food container when buying food etc.
Panasnya akhir2 ini emang keterlaluan. Bumi sedang tidak baik2 saja. Dengan adanya internet, kita bisa memanfaatkannya dengan membuat konten positif tentang perubahan iklim. Biar masyarakat jg makin perhatian dan sadar2 betapa pentingnya menjaga bumi.
Sedih sekali karena tentunya dampak iklim ini pengaruhnya ke banyak lini kehidupan. Dari mulai kesehatan, pertanian dan semua yang kita konsumsi akibatnya bisa mengancam kesehatan.
Rasanya meskipun kecil dan sedikit, senantiasa membiasakan kebaikan untuk menjaga lingkungan. Karena gerakan ini bisa menjadi contoh dan semoga inspirasi bagi follower dan pembaca bila berupa konten yang bisa diakses luas menggunakan IndiHome.
Banyak hal yang bisa dilakukan ibu untuk jaga bumi ya. Bisa diturunkan ke anak anak nih biar peduli lingkungan juga